Buat Junjungan Mulia

Ombak terus membadai tak di sangka dan di duga…
Terumbang ambing si perahu kecil membelah gelora lautan tak bertepi…
Nakhodanya iman dan taqwa
Pengiringnya sabar , redha dan doa
Pabila sang bayu bertiup, alun gelombang kian mendatar
Antara riak-riak air si perahu kecil terus meluncur tenang…. J

Rasulullah,
Hidup setelah ketiadaanya Mu
Mendamba keperitan rasa rindu terhadap Mu
Mengalun sesak nafasku mengenang perjuangan Mu
Menitis air mata membayang perit getir Mu
Menebal rasa malu mengharap syafaat Mu

Hari ini sekali lagi titisan air mata persis permata.
Deras persis deruan ombak.
Laju persis tiupan sang angin.
Menerjah ke lubuk hati yang tebal dengan RASA dunia.
Membasahi jiwa yang tandus kekeringan dengan RASA diri.

Rasulullah
Meski masa ini kita tidak bersama
Cintaku masih tebal padaMu
Cukup dengan sirah Mu
Cukup dengan ajar Mu
Cukup dengan sunnah Mu
Cukup dengan perjuangan Mu
Membenihkan rasa cinta ini…
Berkembang menjadi pokok yang rendang,
Ku harap terus subur akar hati
Pucuk akal
Dan dahan jiwanya…
Dalam redha Ilahi.

Rasulullah
Dikau lah nur cahaya
Penyuluh yang gelap
Penerang yang malap
Pelengkap yang hilang
Sempurna yang kurang
Dikau dikenang di hayat ini
Sepertimana dikau mengingati diri ini
Pada saat itu….
Umati…umati…umati…





ilham Penulis: DORA

1 comment:

  1. Terima kasih atas perkongsian sajak atau lagu ini. Bait kata-kata di atas sangat puitis dan boleh menjadi pencipta lagu. Saya dari Ilmu Alam. Terima Kasih.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.